Batavia menjadi sebutan untuk Ibukota Jakarta tempo dulu. Itulah sebabnya tak heran jika kota ini tidak hanya menawarkan gemerlap Ibukota yang tak pernah sepi dan mati tapi juga punya segudang destinasi wisata sejarah yang patut untuk dikunjungi. Sebut saja Monas, Kota Tua sampai Museum Gajah. Museum Gajah atau disebut juga Museum Nasional merupakan seklumit historis Kota Jakarta yang paut untuk dikunjungi. Untuk itu, bagi kamu yang ingin mengetahui keunikan dan apa saja historis yang tersimpan di Museum Gajah simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Sejarah Museum Nasional Indonesia
Museum Gajah atau dikenal dengan Museum Nasional merupakan salah satu museum terbaik di wilayah Asia Tenggara. Museum ini sangat erat kaitannya dengan historis Indonesia tempo dulu ketika dijajah oleh Belanda. Tepatnya pada tanggal 24 April 1778, para akademisi Belanda membangun sebuah lembaga akademis dengan nama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yang diartikan sebagai Asosiasi Seni dan Sains Batavia.
Federasi ini memperkenalkan penelitian di bidang etnografi, arkeologi, fisika dan sejarah. Dimana, J. C. M. Radermacher merupakan salah seorang pendiri federasi tersebut. Beliau mendonasikan satu bangunan, buku-buku dan koleksi benda bersejarah yang beberapa diantaranya menjadi koleksi museum hingga sekarang. Kemudian pada tahun 1862, pembangunan museum baru dilakukan oleh Pemerintah Hindia Belanda. Dimana Museum Gajah Jakarta dulunya berfungsi sebagai kantor, rumah, perawatan dan pameran koleksi objek bersejarah.
Selanjutnya pada tahun 1868, Museum Gajah Jakarta resmi diperkenalkan untuk umum dengan sebutan Gedung Gajah atau istilah lain mengatakan Gedung Arca pada zaman dulu. Lalu kenapa disebut Museum atau Gedung Gajah? Nama itu tercetus dikarenakan adanya patung gajah berbahan perunggu yang letaknya di sisi depan museumnya. Patung gajah itu sendiri adalah hadiah pemberian Raja Chulalongkorn, asal Kerajaan Siam untuk Batavia pada tahun 1871.
Sedangkan nama Gedung Arca dipakai karena museum ini mengoleksi banyak patung dari berbagai zaman dan daerah. Kala kemerdekaan Indonesia pada tahun 1950, institusi ini beralih menjadi Lembaga Kebudayaan Indonesia. Kemudian pada tanggal 17 September 1962 Belanda memutuskan menyerahkan kepengurusan museum pada pemerintahan Indonesia dan sampai kini menjadi Museum Pusat. Singkat waktu, tanggal 28 Mei 1979 munculah Dekrit Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 092/0/1979 yang berisikan perubahan nama museum menjadi Museum Nasional Indonesia.
Koleksi Museum Gajah
Museum memang selalu menyimpan keunikan dalam setiap koleksinya, begitu pula dengan Museum Nasional Indonesia. Pada bagian dalamnya terdapat Taman Arca yang dipenuhi dengan berbagai bentuk dan ukuran arca, juga terdapat lumpang-lumpang kuno (Yoni) menjadi pelengkap panorama arca. Salah satu arca yang paling mencolok di antara arca lainnya adalah Nandiswara. Arca Nandiswara ini berbentuk lembu dan merupakan tokoh dalam mitologi Hindu.
Beralih ke sudut lain, yaitu koleksi Museum Gajah di bagian Ruang Miniatur Rumah Adat. Di bagian ini kamu akan menemukan berbagai karakteristik rumah adat di negara kita. Seperti julukannya, koleksi tersebut menawarkan konsep miniatur rumah adat dari beragam suku, jadi kamu benar-benar seperti dibawa kedalam keragaman suku dan budaya di Indonesia.
Koleksi Museum Gajah lain yang tak kalah seru yakni ruang Gamelan. Dapat ditebak di ruangan ini kamu akan menemukan bermacam perangkat gamelan yang juga merupakan alat musik tradisional Indonesia. Tidak hanya itu, kamu juga akan mendapatkan informasi dari tentang diciptakannya beragam jenis gamelan tersebut.
Tidak cukup sampai disitu, beragam nekara perunggu hingga berbagai hiasan keramik yang diambil dari sejarah zaman dulu juga melengkapi koleksi Museum Nasional Indonesia. Segala macam peninggalan bersejarah tertata rapi di dalam masing-masing ruangannya. Untuk koleksi keramik terpajang di dalam lemari kaca sehingga kamu bisa melihatnya secara dekat. Hal ini bertujuan untuk menghindari sentuhan langsung dari tangan juga tak ada risiko rusaknya benda-benda tersebut.
Selanjutnya, di bagian sayap selatan terdapat Galeri Tekstil. Dimana pada bagian koleksi ini membahas tentang berbagai tekstil khas Indonesia. Tidak cukup sampai disitu, masih banyak lagi ragam isi Museum Gajah Jakarta yang tak boleh ketinggalan, seperti galeri prasejarah, galeri arkeologi, berbagai koleksi perhiasan dan lainnya. Jika dihitung, maka isi Museum Gajah bisa menyimpan sampai 140 ribu macam objek. Dengan banyaknya koleksi yang terpajang maka museum ini tidak hanya digunakan sebagai tempat penyimpanan benda langka, namun juga bermanfaat sebagai gudangnya nformasi sejarah visual.
Tentang Pameran Budaya Arab
Pernahkah mendengar tentang pameran budaya Arab di Museum Gajah? Mari bernostalgia ke tahun 2016. Pada tahun tersebut pernah diselenggarakan pameran budaya Arab yang meriah. Lalu bagaimana terbentuknya pameran tersebut? Setelah melakukan anjangsana ke Museum Nasional, King Abdul Aziz memutuskan bekerja sama dengan Arab Saudi untuk menggelar pameran budaya Arab di Museum Gajah ini.
Sedangkan pameran tersebut akan dipusatkan kepada sejarah tentang bagaimana hubungan antara Indonesia dengan Arab sejak dulu hingga saat sekarang. Karena melihat banyaknya antusiasme dan sambutan baik dari masyarakat, maka hal tersebut pula yang menjadi alasan kuat untuk lebih menggerakan kecakapan budaya melalui setiap kegiatan yang sifatnya akademis, seperti pameran dan seminar yang mengangkat esensi besar sejarah Islam.
Lokasi,Tiket Masuk dan Jadwal Kunjungan Museum Gajah
Selain menyimpan segudang informasi, letak Museum Gajah Jakarta juga cukup strategis. Lokasi Museum Gajah yaitu berada di Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 12, Gambir, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Lokasi tempatnya persis berada di bagian barat Istana Merdeka.
Beralih mengenai harga tiket masuk Museum Gajah, kamu tak perlu khawatir karena cukup terjangkau bagi semua kalangan. Cukup dengan mengeluarkan budget, sekitar Rp5.000 untuk dewasa dan anak-anak Rp2.000 maka keindahan museum ini bisa kamu nikmati. Namun bila kunjungan dilakukan dengan rombongan minimal 20 orang, maka harga tiket masuk Museum Gajah Jakarta lebih murah lagi, yaitu sekitar Rp3.000 untuk dewasa dan anak-anak Rp1.000.
Tetap ingat untuk selalu melakukan reservasi terlebih dahulu jika ingin mengadakan kunjungan secara berombongan. Namun perlu diingat harga tiket masuk tersebut tidak berlaku untuk wisatawan mancanegara. Untuk harga tiket masuk wisatawan mancanegara sekitar Rp10.000 baik dewasa maupun anak-anak.
Beranjak ke jadwal kunjungan Museum Gajah, tempat bersejarah di Jakarta ini buka setiap hari selasa – minggu. Dan tutup untuk hari senin serta hari libur nasional. Sedangkan untuk jam buka sendiri, pada hari Selasa – Jumat museum buka pukul 08.00 – 16.00 WIB, sedangkan di hari sabtu dan minggu pukul 08.00 – 17.00 WIB.
Museum Gajah Jakarta memang menyimpan segudang informasi menarik. Itulah sebabnya ketika bertandang di Jakarta dan memilih menginap di Citi M Hotel, maka obyek wisata sejarah ini tidak boleh terlupakan. Puaskan hasrat belajar sejarah dan manjakan mata kamu dengan beragam koleksi museum gajah yang cukup unik, menarik dan penuh informasi menarik di dalamnya.
Baca juga: Museum Taman Prasasti Jakarta: Sejarah, Harga Tiket & Lokasi